
Air, Angin, dan Nama Baik adalah 3 sahabat yg sangat akrab. Kendati begitu mereka memiliki kebiasaan yg sangat berbeda satu dengan yg lain. Air suka berjalan dgn tenang dan bernyanyi-nyanyi, Angin suka berjalan kesana kemari sambil bersiul-siul, sedangkan Nama Baik cenderung pendiam dan tidak banyak ulah.
Suatu hari mereka bertiga akan mengadakan perjalanan yg berbeda. Sebelum berpisah, mereka sempat berpesan dan bertanya satu sama lain.
Terlebih dahulu Air bertanya pada Angin,“ hai Angin! setelah ini kita akan berpisah dalam waktu yg sangat lama. Bagaimana caranya kalau aku ingin menemuimu utk melepas kerinduan ? “ tanya Air. Angin pun menjawab “ jangan cemas sahabatku…kamu bisa menemuiku saat ada orang kentut, kamu bisa menemuiku saat ada orang berkipas-kipasan! ” begitulah jawabnya.
Angin lalu balik bertanya kepada Air, “ Lha kalau aku mau menemuimu bagaimana caranya ? ” Air pun menjawab “ ah…gampang saja sahabatku! kamu cukup pergi ke telaga atau ke sungai-sungai, aku pasti ada disana kok! “.
Nama Baik yg memang pendiam, dari tadi hanya memperhatikan saja percakapan antara Air dengan Angin itu. Kemudian Air bertanya pada Nama Baik “ hei Nama Baik! Mengapa kamu diam saja ? kasih tau ke kita dong! dimana lagi kita bisa menemuimu setelah perpisahan ini ? “ lalu Nama Baik berkata “ duhai sahabat-sahabatku…aku dari tadi hanya bisa diam karena sedih sekali…” Angin bertanya “ apa yg membuatmu sedih ? bukankah kita nanti akan bisa bertemu lagi ! “. Nama Baik pun menjelaskan perihal kesedihannya “ aku sedih karena ketika orang kehilangan kalian, orang itu dapat dgn mudah menemukan kalian kembali. Namun ketika orang sudah kehilangan aku, ia tak akan dapat mencariku dan menemukan aku lagi…”
Ketiga sahabat itu kemudian menangis bersama-sama.
Semoga kisah diatas bermanfaat utk kita. Sehingga kita bisa menjaga nama baik yg kita miliki selagi ia masih ada, dengan senantiasa berhati-hati dalam berbuat dan bersikap. Sebab ketika nama baik telah hilang, sangat sulit bagi kita utk dapat mencari dan menemukannya kembali. . . wallahu a'lam.
salam silaturahmi
Al Faqiroh Shofa Lintang Palupi
Suatu hari mereka bertiga akan mengadakan perjalanan yg berbeda. Sebelum berpisah, mereka sempat berpesan dan bertanya satu sama lain.
Terlebih dahulu Air bertanya pada Angin,“ hai Angin! setelah ini kita akan berpisah dalam waktu yg sangat lama. Bagaimana caranya kalau aku ingin menemuimu utk melepas kerinduan ? “ tanya Air. Angin pun menjawab “ jangan cemas sahabatku…kamu bisa menemuiku saat ada orang kentut, kamu bisa menemuiku saat ada orang berkipas-kipasan! ” begitulah jawabnya.
Angin lalu balik bertanya kepada Air, “ Lha kalau aku mau menemuimu bagaimana caranya ? ” Air pun menjawab “ ah…gampang saja sahabatku! kamu cukup pergi ke telaga atau ke sungai-sungai, aku pasti ada disana kok! “.
Nama Baik yg memang pendiam, dari tadi hanya memperhatikan saja percakapan antara Air dengan Angin itu. Kemudian Air bertanya pada Nama Baik “ hei Nama Baik! Mengapa kamu diam saja ? kasih tau ke kita dong! dimana lagi kita bisa menemuimu setelah perpisahan ini ? “ lalu Nama Baik berkata “ duhai sahabat-sahabatku…aku dari tadi hanya bisa diam karena sedih sekali…” Angin bertanya “ apa yg membuatmu sedih ? bukankah kita nanti akan bisa bertemu lagi ! “. Nama Baik pun menjelaskan perihal kesedihannya “ aku sedih karena ketika orang kehilangan kalian, orang itu dapat dgn mudah menemukan kalian kembali. Namun ketika orang sudah kehilangan aku, ia tak akan dapat mencariku dan menemukan aku lagi…”
Ketiga sahabat itu kemudian menangis bersama-sama.
Semoga kisah diatas bermanfaat utk kita. Sehingga kita bisa menjaga nama baik yg kita miliki selagi ia masih ada, dengan senantiasa berhati-hati dalam berbuat dan bersikap. Sebab ketika nama baik telah hilang, sangat sulit bagi kita utk dapat mencari dan menemukannya kembali. . . wallahu a'lam.
salam silaturahmi
Al Faqiroh Shofa Lintang Palupi
Dari PENGAJIAN ALA WONOSOBO tanggal 5 Desember 2009













